PEMUDA DAN SOSIALISASI
Ø DEFINISI PEMUDA
Di kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang PEMUDA
DAN SOSIALISASI. Sebelumnya saya akan menjelaskan terlebih dahulu tentang
Definisi Pemuda. Yang dapat kita lihat pemuda adalah suatu generasi yang
dipundaknya terbebani berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi
lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi
penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya,
generasi yang mengisi dan melanjutkan pembangunan. Anggapan itu merupakan beban
moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan
generasi tua. Seringkali pemuda dibenturkan dengan “nilai” yang telah ada jika
mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.
Seorang pemuda harus bisa beradaptasi dan bergaul dengan
lingkungan disekitarnya. Maksudnya agar tumbuh sikap rasa peduli dan rasa
kebersamaan didalam dirinya. Lihatlah dizaman sekarang teknologi yang
berkembang telah disalahgunakan seolah-olah globalisasi telah memberi efek
buruk pada generasi muda. Individualisme itulah yang terjadi pada pemuda zaman
sikap peduli pada lingkungan sekitar menurun drastis. Contoh umum jika ada
kerja bakti dilingkungan sekitar banyak pemuda yang bermalas-malasan untuk ikut
serta dalam kegiatan ini lebih memilih bermain dirumah atau lebih memilih
bermain media sosial.
Ditinjau
dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi : 0 – 1 tahun
Masa anak : 1 – 12 tahun
Masa Puber : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja
dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12 tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas
dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yang
telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia
18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu.
A. Pemuda Radikal
Pemuda radikal adalah Mereka yang berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat
dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner. Mereka tidak berniat
mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha
memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakan menguntungkan bagi
dirinya sendiri, sekalipun dalam kenyataannya merugikan.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial.
Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa
dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri
sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma,
kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat. Sebagai makhluk
individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai
ras tanggung jawab terhadap diri sendiri,terhadap masyarakat, dan terhadap
Tuhan Yang maha Esa.
B. Pemuda Nakal
Pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya
beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan
pengoreksi.
Namun Sebagai mahluk sosial ada saja suatu kesalahan yang membuat pemuda
terjerumus ke arah yang tidak baik sehingga pemuda di cap buruk oleh
masyarakat. Sebagai makhluk individual pemuda tidak seharusnya melakukan tindakan
sesuka hati namun harus berpikir panjang dan tahu apa konsekuensinya yang akan
dihadapinya nanti.
PERANAN DAN
FUNGSI MAHASISWA DALAM ERA REFORMASI
Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah
bangsa. Roda sejarah demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor,
penggerak, bahkan sebagai pengambil keputusan. Hal tersebut tela h terjadi di
berbagai negara di dunia, baik di Timur maupun di Barat.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para
mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat
realita sosial yang terjadi di masyarakat..
Dalam hal ini, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu :
1. sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)
2. sebagai agen perubahan (agent of change)
3. sebagai generasi penerus masa depan (iron stock)
Peran dan
fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan :
• Secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan.
• Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam
dalam jiwa setiap mahasiswa.
• Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali
untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang
telah mereka perjuangkan.
Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan
solidaritas kerakyatan
Menurut Arbi Sanit ada empat faktor pendorong bagi peningkatan peranan
mahasiswa dalam kehidupan politik.
Pada saat
generasi yang memimpin bangsa ini sudah mulai berguguran pada saat itulah kita
yang akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan bangsa ini. Namun apabila hari
ini ternyata kita tidak berusaha mambangun diri kita sendiri apakah mungkin
kita kan membangun bangsa ini suatu saat Kemampuan yang harus dimiliki seorang
mahasiswa.
1. Soft
skill (Kemampuan Kepribadian)
a. Soft Skill atau kemampuan kepribadian adalah salah satu faktor untuk sukses
pada pendidikan yang ditempuh dan juga penentu untuk masa depan seseorang dalam
menjalani hidupnya, Karena soft skill hampir 80 % menentukan keberhasilan
seseorang.
b. Kemampuan soft skill yang perlu dimiliki seorang mahasiswa.
• Manajemen waktu, dan Kepemimpinan (leadership)
• Tingkat kepercayaan yang tinggi (self confidence)
• Selera humor yang tinggi (sense of humor)
• Memiliki keyakinan dalam agama (spiritual capital)
2. Hard
Skill (Kemampuan Intelektual)
Kemampuan intelektual hanya mendukung 20 % dari pencapaian prestasi dan
keberhasilan seseorang
Jika kemampuan soft skill ini kita punyai, maka kita akan menjadi orang yang
baik di masa depan, sebab saat ini yang terjadi banyak orang yang penting tapi
sedikit yang baik.
Pada saat
ini pemuda juga dituntut untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan. Tentu
saja sesuai dengan tuntutan kemajuan dan perkembangan zaman. Para pendidik
dituntut bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi
harus dapat berperan menjadikan anak didik menjadi manusia Indonesia yang maju,
mandiri, bermartabat, bermakna dalam kehidupannya baik dalam hubungannya dengan
masyarakat, alam dan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ø DEFINISI SOSIALISASI
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup
bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi
cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam
masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Berikut pengertian
sosialisasi menurut para ahli:
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan
menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat
berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami
norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk
kepribadiannya.
3. Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami
norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk
kepribadiannya.
4. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat
yang baru.
Sosialisasi dapat terjadi melalui interaksi social secara langsung ataupun
tidak langsung. Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok social,
seperti keluarga, teman sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media
massa. Adapun media yang dapat menjadi ajang sosialisasi adalah keluarga,
sekolah, teman bermain media massa dan lingkungan kerja.
A.
Macam-macam Sosialisasi
Proses sosialisasi berlangsung sepanjang
hayat manusia. Secara garis besar sosialisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu
sosialisasi primer dan sosialisasi skunder.
1. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer merupakan proses
sosialisasi yang pertama dan utama yang terjadi pada seseorang, yakni sejak
dilahirkan, berkenalan dan sekaligus belajar bermasyarakat sehingga dapat menyesuaikan
diri dalam kehidupan masyarakat tersebut. Proses sosialisasi ini dimulai dari
sosialisasi di lingkungan keluarga.
2. Sosialisasi Skunder
Setelah menjalani sosialisasi primer,
individu dianggap cukup mempunyai bekal untuk bergaul di lingkungan yang lebih
luas. Individu kemudian berinteraksi dengan orang-orang di luar lingkungan
keluarganya. Individu tersebut bergaul dengan teman-teman sebaya atau
orang-orang dewasa lain. Dari pergaulan tersebut individu menyerap hal-hal baru
yang ada di masyarakat. Sosialisasi tahap lanjut yang memperkenalkan individu
tersebut ke wilayah baru dari dunia masyarakat disebut sosialisasi sekunder.
B. Tujuan Sosialisasi
Tujuan sosialisasi sebagai berikut.
1. Memberikan keterampilan dan
pengetahuan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat.
2. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk dapat
berkomunikasi secara efektif dan efisien.
3. Membuat seseorang mampu
mengembalikan fungsi-fungsi melalui latihan introspeksi yang tepat.
4. Menanamkan nilai-nilai dan
kepercayaan kepada seseorang yang mempunyai tugas pokok dalam masyarakat.
C. Tipe Sosialisasi
C. Tipe Sosialisasi
1. Formal : melalui lembaga yang dibentuk oleh
pemerintah dan masyarakat, mempunyai aturan tertulis yang cukup detil
Contoh : pendidikan di
sekolah
2. Nonformal : melalui lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat, mempunyai aturan tertulis secara global
Contoh : lembaga kursus
3. Informal : dalam pergaulan yang bersifat
kekeluargaan.
Contoh : antara anggota
keluarga, antara teman sebaya, sesama anggota klub
D. Pola Sosialisasi
D. Pola Sosialisasi
a. Sosialisasi represif :
mengutamakan ketaatan anak kepada orang tuanya.
Cirinya:
1) menghukum perilaku yang keliru.
2) kepatuhan anak kepada orang tua
3) komunikasi sebagai perintah
4) sosialisasi berpusat pada orang tua
5) anak memperhatikan harapan orang tua
Contoh :
Pak Herman menginginkan anaknya selalu disiplin
dalam hidup. Ia sering memarahi dan bahkan memukul setiap kali anaknya tidak
disiplin.
b. Sosialisasi partisipati /
partisipatoris : mengutamakan adanya partisipasi pada anak.
Cirinya:
1) memberi imbalan bagi perilaku baik
Contoh :
Setiap kali naik kelas, Iwan
selalu diberi uang atau hadiah oleh ayahnya.
2) otonomi pada anak
3) komunikasi sebagai interaksi
4) sosialisasi berpusat pada anak
5) orang tua memperhatikan keinginan anak
Contoh : dalam pemilihan jurusan, anak berhak untuk menentukan pilihan,
orang tua hanya memberikan arahan atau pertimbangan.
E.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Sosialisasi
Sosialisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
sebagai berikut:
1. Kematangan Fisik Seseorang
- Berkaitan erat dengan usia seseorang.
- Untuk mensosialisasikan cara-cara berbahasa dan
melakukan beberapa keterampilan dasar.
- Perlu mekanisme sosialisasi agar generasi baru
menginternalisasikan pola budaya untuk mengatur perilakunya.
- Perilaku manusia tidak dapat diatur melalui struktur
genetik.
2. Lingkungan atau Sarana Sosialisasi
2.1. Interaksi dengan sesama
- Untuk pertumbuhan kecerdasan dan emosional
seseorang.
- Dapat mempelajari tentang hak, kewajiban, dan
tanggung jawab.
- Merupakan cara untuk melatih seseorang hidup
bermasyarakat.
2.2. Bahasa
- Berisi simbol untuk memahami simbol lainnya.
- Digunakan untuk memahami realitas sosial,
mengkomunikasikan gagasan, dan menyatakan pandangan dan nilai
seseorang kepada orang lain.
2.3 Kasih sayang
- Untuk menciptakan lingkungan sosial yang
kondusif bagi proses sosialisasi.
- Diperlukan bagi kesehatan mental dan fisik
seseorang.
- Juga sebagai sarana komunikasi dan bekerja
sama.
3. Keinginan yang Kuat
- Merupakan faktor terpenting dalam proses
sosialisasi.
- Keinginan bisa berupa keinginan untuk melakukan
sesuatu dengan baik,kepuasan untuk mencapai prestasi pribadi, dan kebutuhan
akan prestasi.
Contoh: Seorang siswa akan berusaha belajar giat agar
memperoleh nilai bagus dalam suatu ujian atau tugas.
REFERENSI:
Komentar
Posting Komentar